Secara pribadi untuk saat ini tidaklah bisa,tetapi
untuk dimasa yang akan mendatang tidak menutup kemungkinan bahwa manusia bisa
melakukan hal tersebut,karena di zaman yang sekarang ini saja
sudah banyak mesin yang cerdas yang dapat membantu kita dalam sehari
hari.Contoh sederhana nya saja ialah adanya mesin cuci,yang mana pada zaman
dulu sebelum ada teknologi atau mesin yang mutahir orang orang membersihkan
pakaian menggunakan cara tradisional,yaitu dengan tangan dan juga papan.Dizaman
sekarang ini,kita hanya cukup memasukkan pakaian dan deterjen kedalam mesin
cuci dan tinggal menekan tombol maka pakaian yang berada di dalam mesin cuci
tersebut akan tercuci dengan sendiri nya.
Dari apa yang saya bahas sebelumnya,teknologi juga
dikembangkan untuk membuat pekerjaan manusia menjadi lebih efisien.
Perkembangannya yang sangat cepat membuat segala cara kerja di dunia menjadi
berubah, misalnya dari kemana-mana naik sepeda kayuh menjadi naik sepeda motor.
Bahkan di saat ini, teknologi mampu menyempitkan ruang dan waktu yang ada di
dunia, segala macam pekerjaan dapat dilakukan dengan instan. Dilain sisi
kehidupan kita semakin mudah karena adanya teknologi-teknologi tersebut.
Dari dampak nya pun ada yang baik maupun yang buruk
nya.Dampak baiknya adalah manusia menjadi mudah dalam melakukan kegiatan yang
susah,menghemat waktu,kerja nya atau aktifitas mesin tersebut teratur(kalau
tidak mengalami kerusakan/hambatan),dan lain-lainnya.Untuk dampak buruk nya
seperti manusia jadi bermalas-malasan karena mesin sudah
menggantikannya,misalnya kalau mau membersihkan lantai di rumah biasanya orang
menggunakan sapu dan menggerakan badannya,kalau sekarang sudah ada alat yang
otomatis memebersihkan atau menghisap kotoran yang ada di lantai dan bekerja
tanpa henti dan teliti.Dampak buruk yang lain ialah mesin
sudah menggantikan manusa dalam pekerjaan,contoh baru baru ini ialah kalau dulu
biasanya mau ngelawati tol kita harus membayar kepada seorang pengjaga tol dan
memberikan uang nya ke dia,sekarang kita cukup menaruh kartu yang berada di
sensor mesin dan kemudia otomatis gerbang tol tersebut terbuka,berbeda dengan
sebelum nya yang dimana hal tersebut sangat menyita waktu kalau saja ada
seseorang yang membayar tarif nya dengan uang yang pecahan nya besar sehinnga
harus menunggu untuk kembalian.
Balik ke topik utama,kecerdasan pada mesin
untuk pada saat ini sudah bisa kita rasakan,dengan ada nya AI (Artificial intelligence) atau kecerdasaan buatan
manusia.Sudah banyak contoh nya,salah satu nya adalah smartphone anda sudah
termasuk kedalam kecerdasaan buatan atau AI.hal tersebut sudah membuktikan
bahwa manusia mampu membuat mesin menjadi cerdas.
Dengan
sebuah smartphone di genggaman kita, segala macam pekerjaan-pekerjaan yang
menyita waktu dan membutuhkan keahlian khusus dapat kita dapatkan secara
instan. Mengambil foto yang bagus dapat kita lakukan secara instan tanpa perlu
mengutak-atik pengaturan yang rumit pada kamera sehingga foto jadi lebih pas.
Membaca peta ? bahkan smartphone kita dapat memandu kita dengan suara dengan
Bahasa yang kita inginkan. Berdasarkan dua contoh yang saya paparkan terbukti
teknologi mampu membuat hidup kita menjadi lebih mudah dan membuat pekerjaan
kita menjadi lebih efisien.
Memasukkan keterampilan manusia ke dalam mesin, yang disebut
“blackboxing” (karena membuat operasi tidak terlihat oleh pengguna)
memungkinkan lebih banyak orang untuk menggunakannya, misalnya, melakukan pengukuran
tekanan darah tanpa menginvestasikan waktu, sumber daya dan usaha untuk
mempelajari keterampilan yang sebelumnya diperlukan untuk digunakan. Produksi
massal teknologi “blackbox” memungkinkan penggunaannya secara luas. Smartphone
dan monitor tekanan darah otomatis akan jauh kurang efektif jika hanya ribuan
orang yang bisa menggunakannya.
Apakah
dengan dimudahkannya segala pekerjaan berarti baik untuk kita ? Berdasarkan
Nicholas Carr author dari “The Shallows: How the Internet is Changing the Way
We Think, Read and Remember” (2010), “It may appear as a technology to help us
find information we need and increasingly to connect with others but, it
actually functions as an engine of distraction, geared up not to help us find
what we need to know or maintain a train of thought, but to distract,
dissipate, and frustrate us.” Beliau secara tidak langsung mengungkapkan bahwa
dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh berbagai macam teknologi modern
yang ada mengalihkan dan merusak kebiasaan ingin tahu seorang manusia sehingga
membuat pengetahuan yang dimiliki manusia menjadi lebih dangkal dan pendek.
Inilah
masalah sebenarnya, gagasan bahwa teknologi itu sendiri yang membuat kita lebih
pintar atau bodoh telah dilihat sebagai kebenaran yang tak dapat dipungkiri.
Ini disimpulkan dalam sebuah kata yang hampir tidak dapat dihindari saat kita
berbicara tentang cara kita menggunakan teknologi saat ini: dampak, teknologi
berdampak pada kita. Hampir semua artikel yang Anda baca tentang penggunaan
atau pengaruh internet (atau teknologi lain dalam hal ini) menggunakan metafora
ini. Tapi teknologi tidak mempengaruhi kita, setidaknya kecuali kita mengambil
sikap yang sangat pasif terhadapnya.
Teknologi tidak membuat kita bodoh atau lebih cerdas, tapi kita bisa
memilih untuk lebih pintar dengan memaksimalkan teknologi yang ditawarkan -
tapi juga dengan berpikir lebih keras tentang apa yang kita inginkan untuk kita
lakukan. Tapi kita perlu mulai berpikir tidak hanya tentang teknologi itu
sendiri, tapi juga dari sisi intelektual dan moral yang kita inginkan, karena
dua hal inilah yang akan memandu penciptaan teknologi kita.
Secara
individual, kita lebih bergantung pada teknologi kita daripada sebelumnya
tetapi kita bisa melakukan lebih dari sebelumnya. Secara kolektif, teknologi
telah membuat kita lebih cerdas, lebih mampu dan lebih produktif. Tetapi
teknologi tidak membuat kita lebih bijak.
Sumber
:
-
https://www.liputan6.com/tekno/read/3670815/kecerdasan-buatan-jutaan-kali-lebih-pintar-dari-manusia