Senin, 05 November 2018

Manusia Akan Membuat Mesin Menjadi Lebih Cerdas,Mampukah?


        Secara pribadi untuk saat ini tidaklah bisa,tetapi untuk dimasa yang akan mendatang tidak menutup kemungkinan bahwa manusia bisa melakukan hal tersebut,karena di zaman yang sekarang ini saja sudah banyak mesin yang cerdas yang dapat membantu kita dalam sehari hari.Contoh sederhana nya saja ialah adanya mesin cuci,yang mana pada zaman dulu sebelum ada teknologi atau mesin yang mutahir orang orang membersihkan pakaian menggunakan cara tradisional,yaitu dengan tangan dan juga papan.Dizaman sekarang ini,kita hanya cukup memasukkan pakaian dan deterjen kedalam mesin cuci dan tinggal menekan tombol maka pakaian yang berada di dalam mesin cuci tersebut akan tercuci dengan sendiri nya.
         Dari apa yang saya bahas sebelumnya,teknologi juga dikembangkan untuk membuat pekerjaan manusia menjadi lebih efisien. Perkembangannya yang sangat cepat membuat segala cara kerja di dunia menjadi berubah, misalnya dari kemana-mana naik sepeda kayuh menjadi naik sepeda motor. Bahkan di saat ini, teknologi mampu menyempitkan ruang dan waktu yang ada di dunia, segala macam pekerjaan dapat dilakukan dengan instan. Dilain sisi kehidupan kita semakin mudah karena adanya teknologi-teknologi tersebut.

        Dari dampak nya pun ada yang baik maupun yang buruk nya.Dampak baiknya adalah manusia menjadi mudah dalam melakukan kegiatan yang susah,menghemat waktu,kerja nya atau aktifitas mesin tersebut teratur(kalau tidak mengalami kerusakan/hambatan),dan lain-lainnya.Untuk dampak buruk nya seperti manusia jadi bermalas-malasan karena mesin sudah menggantikannya,misalnya kalau mau membersihkan lantai di rumah biasanya orang menggunakan sapu dan menggerakan badannya,kalau sekarang sudah ada alat yang otomatis memebersihkan atau menghisap kotoran yang ada di lantai dan bekerja tanpa henti dan teliti.Dampak buruk yang lain ialah mesin sudah menggantikan manusa dalam pekerjaan,contoh baru baru ini ialah kalau dulu biasanya mau ngelawati tol kita harus membayar kepada seorang pengjaga tol dan memberikan uang nya ke dia,sekarang kita cukup menaruh kartu yang berada di sensor mesin dan kemudia otomatis gerbang tol tersebut terbuka,berbeda dengan sebelum nya yang dimana hal tersebut sangat menyita waktu kalau saja ada seseorang yang membayar tarif nya dengan uang yang pecahan nya besar sehinnga harus menunggu untuk kembalian.

          Balik ke topik utama,kecerdasan pada mesin untuk pada saat ini sudah bisa kita rasakan,dengan ada nya AI (Artificial intelligence) atau kecerdasaan buatan manusia.Sudah banyak contoh nya,salah satu nya adalah smartphone anda sudah termasuk kedalam kecerdasaan buatan atau AI.hal tersebut sudah membuktikan bahwa manusia mampu membuat mesin menjadi cerdas.
         Dengan sebuah smartphone di genggaman kita, segala macam pekerjaan-pekerjaan yang menyita waktu dan membutuhkan keahlian khusus dapat kita dapatkan secara instan. Mengambil foto yang bagus dapat kita lakukan secara instan tanpa perlu mengutak-atik pengaturan yang rumit pada kamera sehingga foto jadi lebih pas. Membaca peta ? bahkan smartphone kita dapat memandu kita dengan suara dengan Bahasa yang kita inginkan. Berdasarkan dua contoh yang saya paparkan terbukti teknologi mampu membuat hidup kita menjadi lebih mudah dan membuat pekerjaan kita menjadi lebih efisien.

        Memasukkan keterampilan manusia ke dalam mesin, yang disebut “blackboxing” (karena membuat operasi tidak terlihat oleh pengguna) memungkinkan lebih banyak orang untuk menggunakannya, misalnya, melakukan pengukuran tekanan darah tanpa menginvestasikan waktu, sumber daya dan usaha untuk mempelajari keterampilan yang sebelumnya diperlukan untuk digunakan. Produksi massal teknologi “blackbox” memungkinkan penggunaannya secara luas. Smartphone dan monitor tekanan darah otomatis akan jauh kurang efektif jika hanya ribuan orang yang bisa menggunakannya.

         Apakah dengan dimudahkannya segala pekerjaan berarti baik untuk kita ? Berdasarkan Nicholas Carr author dari “The Shallows: How the Internet is Changing the Way We Think, Read and Remember” (2010), “It may appear as a technology to help us find information we need and increasingly to connect with others but, it actually functions as an engine of distraction, geared up not to help us find what we need to know or maintain a train of thought, but to distract, dissipate, and frustrate us.” Beliau secara tidak langsung mengungkapkan bahwa dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh berbagai macam teknologi modern yang ada mengalihkan dan merusak kebiasaan ingin tahu seorang manusia sehingga membuat pengetahuan yang dimiliki manusia menjadi lebih dangkal dan pendek.

         Inilah masalah sebenarnya, gagasan bahwa teknologi itu sendiri yang membuat kita lebih pintar atau bodoh telah dilihat sebagai kebenaran yang tak dapat dipungkiri. Ini disimpulkan dalam sebuah kata yang hampir tidak dapat dihindari saat kita berbicara tentang cara kita menggunakan teknologi saat ini: dampak, teknologi berdampak pada kita. Hampir semua artikel yang Anda baca tentang penggunaan atau pengaruh internet (atau teknologi lain dalam hal ini) menggunakan metafora ini. Tapi teknologi tidak mempengaruhi kita, setidaknya kecuali kita mengambil sikap yang sangat pasif terhadapnya.

         Teknologi tidak membuat kita bodoh atau lebih cerdas, tapi kita bisa memilih untuk lebih pintar dengan memaksimalkan teknologi yang ditawarkan - tapi juga dengan berpikir lebih keras tentang apa yang kita inginkan untuk kita lakukan. Tapi kita perlu mulai berpikir tidak hanya tentang teknologi itu sendiri, tapi juga dari sisi intelektual dan moral yang kita inginkan, karena dua hal inilah yang akan memandu penciptaan teknologi kita.

        Secara individual, kita lebih bergantung pada teknologi kita daripada sebelumnya tetapi kita bisa melakukan lebih dari sebelumnya. Secara kolektif, teknologi telah membuat kita lebih cerdas, lebih mampu dan lebih produktif. Tetapi teknologi tidak membuat kita lebih bijak.











Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Informasi Perbankan Perhitungan Bunga Deposito

Soal. Pada tanggal 15 Januari 2020 Tuan Iwan menyimpan deposito berjangka senilai Rp. 12.000.000 dengan jangka waktu 3 bulan. Bunga dep...